Desain dan struktrur organisasi
1
1. Dimensi Struktur
Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Diferensiasi horisontal
Diferensiasi horisontal
merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para
anggotanya, sifat dari tugas yang mer eka laksanakan, dan tingkat pendidikan
serta pelatihannya.
Diferensiasi vertikal
Diferensiasi vertikal
merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula
kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah.
Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang
paling rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam
komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai
manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan
bawahannya.
Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial
merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia
sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat
dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan
vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan
secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.
Formalisasi
Formalisasi merujuk pada
tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika
formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena
kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan
jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin
besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu
pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya
menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi
juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan aternatif.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah yang
paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh
mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan
dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya
pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada
di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan
mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang
tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang
rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki
seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai
sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk diteruskan
kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan; memproses dan
menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat
keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang
hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilakukan.
2.
Departementalisasi
Departementalisasi
adalah upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan
hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan manajerial yang penting dalam pembentukan departemen adalah dalam
menentukan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan atau Pengertian
Adalah
pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik.
Dalam
departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda
diantara departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu
departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaan ke
dalam departemen-departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi.
Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan
tempat ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen
tersebut..
3.
Model-model
desain organisasi
Ada dua
model ekstrem dari desain organisasi.
Model
mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang
luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan
sentralisasi.
Model
organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan
lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi
yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif
Faktor
penentu struktur organisasi
Sebagian
organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang
lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang
diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi
Strategi
Struktur
organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai
sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya,
struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan
signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk
menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa
ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi
inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru
yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang
menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk
inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi
adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya
setelah viabilitas terbukti.
Ukuran
organisasi
Terdapat
banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara
signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar
yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan
ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.
Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun.
Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
Teknologi
Istilah
teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output.
Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber
daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
Lingkungan
Lingkungan
sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar
organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan
ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah,
kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur
organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah.
Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing
baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak
banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi
organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat
dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka,
pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang
terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan
yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding
lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi
keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah
satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian
struktur organisasi
4.
Implikasi
Manajerial desain dan struktur organisasi
Dimensi
Struktur Organisasi
Tantangan
manajemen ketika menjalankan pengorganisasian adalah dalam mendesain struktur
organisasi yang paling tepat berkenan dengan berbagai pekerjaan, wewenang, dan
departmen.
Dimensi
Struktur Organisasi
1.
Formalitas. Menunjuk kepada luasnya pengharapan berkenaan dengan maksud dan
tujuan pekerjaan ditetapkan, ditulis, dan diselenggarakan.
2.
Sentralisasi. Menunjuk kepada tempat wewenang pengambilan keputusan di dalam
hirarkhi organisasi.
3.
Kompleksitas. Adalah akibat perkembangan langsung pembagian kerja dan
penciptaan departmen-departmen.
Dimensi
Organisasional. Menunjuk kepada perbedaan karakter organisasional :
Kompleksitas
Formalisasi
Sentralisasi
Departementalisasi
Departementalisasi
adalah upaya mengelompokkan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas
dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan
manajerial yang penting dalam pembentukan department adalah dalam menentukan
dasar-dasar pengelompokkan pekerjaan.
Lima
dasar departementalisasi adalah: fungsional, proses, produk, pelanggan, dan
geografi.
a. Lini
fungsional. Masing-masing departmen fungsional mengerjakan bagiannya terpisah
dari keseluruhan perusahaan.
b. Lini
Proses. Masing-masing departmen proses mengerjakan bagiannya terpisah dari
keseluruhan proses produksi.
c. Lini
Produk.Masing-masing departmen memproduksi dan menjual satu produk tertentu.
d. Lini
Pelanggan. Masing-masing dari departmen pelanggan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa konsumen tertentu.
e. Lini
geografis. Masing-masing department wilayah memproduksi dan menjadi produk di
wilayah.
Departmentalisasi
lainnya adalah:
a. Multi
departemental,
b.
Departementalisasi campuran : organisasi matriks,
c.
Departementalisasi di perusahaan multinasional.
Efisiensi
kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan
dikelompokkan disebut departementasi.
Macam-macam
departementasi yaitu:
1.
Departementasi Fungsional, mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan yang
sejenis untuk membentuk satuan organisasi.
Kebaikannya
:
a.
Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama,
b.
Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
c.
Memusatkan keahlian organisasi,
d.
Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya
:
a.
Menciptakan konflik antar fungsi,
b.
Adanya kemacetan pelaksanaan tugas,
c. Umpan
balik yang lambat,
d. Memusatkan
pada kepentingan tugasnya,
e. Para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2.
Departementasi Devisional, dengan membagi divisi-divisi atas dasar:
Struktur
Organisasi Divisional atas dasar produk,
Struktur
Organisasi Divisional atas dasar wilayah,
Struktur
Organisasi Divisional atas dasar langganan,
Struktur
Organisasi Divisional atas dasar proses,
Struktur
Organisasi Divisional atas dasar alphanumerical.
Kebaikan
Struktur Divisional :
a. Semua
kegiatan mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja terpelihara,
b.
Kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat,
c.
Menempatkan pengembangan dan implemetasi strategi dekat dengan lingkungan
divisi yang khas,
d.
Merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pada pertanggung
jawaban atas prestasi kerja,
e. Cocok
untuk lingkungan yang cepat berubah,
f.
Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan
Struktur Divisional:
a.
Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya oerusahaan
dan konflik antara tugas dan prioritas,
b.
Seberapa besar delegasi wewenang diberikan,
c.
Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead
perusahaan,
d.
Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi,
e.
Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
Model-model
Desain Organisasi
1.
DIMENSI KOMPLEKSITAS
Kompleksitas
adalah tingkat diferensiasi dalam organisasi.
Jumlah
judul pekerjaan ditingkat wewenang yang berbeda dalam suatu organisasi.
Diferensiasi
horozontal = pemisahan horisontal diantara unit-unit.
Diferensiasi
Spasial = sebaran secara geografis.
Diferensisi
vertikal = kedalaman struktur
organisasi.
Diferensiasi
makin meningkat -> kompleksitas meningkatà tingkatan heirarki bertambah.
Akibatnya:
(1) semakin besar
distorsi/miskomunikasi
(2) makin sulit koordonasinya
(3) makin sulit melakukan pengawasan
Struktur
organisasi yang tinggi (tall) -> banyak lapisan heirarki
- Struktur yang tinggi mengakibatkan
supervisi dan kontrol yang “berorientasi kepada
atasan”
yang lebih kuat, koordinasi dan komunikasi lebih rumit karena jumlah lapisan
yang
harus dilalui oleh perintah dan feedback jadi lebih banyak.
Struktur
organisasi yang datarn -> sedikit lapisan heirarchi
- Struktur datar, komunikasi dan koordinasi
lancar, tetapi mengurangi peluang kenaikkan
jabatan,
karena posisi manajer lebih sedikit.
2.
DIMENSI FORMALISASI
Sejauh
mana pekerjaan di dalam organisasi distandardisasi, dan sejumlah peraturan yang
mengaturperilaku mereka. Makin tinggi formalisasi, makin sedikit pemegang kerja
punya kebebasan mengenaiapa yang harus dikerjakan.
Pegawai
menangani masukan yang sama dengan cara yang sama, dan menghasilkan keluaran
yangsama dan konsisten. Formalisasi rendah pegawai punya banyak kebebasan untuk
mengambilkebijakan dalam pekerjaan.
Ada
manual mengenai kebijakan dan prosedur (SOP = standard Operation Procedure).
Keberadaanformalisasi sangat tergantung dari;
(1) unskilled vs profesional
(2) pekerjaan yang berulang-ulang vs perlu
inisiatif
(3) kedudukan dalam heirarki di organisasi
(4) Bagian produksi vs bagian penelitian,
marketing
(5) meningkatkan prestasi agar biaya rendah
(sistim ban berjalan)
3.
DIMENSI SENTRALISASI
(1)Tingkat
dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam
organisasi.
(2)
Penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan dalam organisasi.
(3)
Derajad dimana manajemen puncak mendelegasikan wewenang dalam membuat keputusan
Power vs
authority
•Pengolahan
informasi dan pengambilan keputusan membantu pncapaian tujuan melalui
koordinasi.
•Organisasi
harus cepat menanggapi perubahan kondisi yang terdapat pada titik
dimana
perubahan tersebut terjadi. DESENTRALISASI dapat bertindak lebih cepat,
karena
tidak terjadi pemrosesan informasi herarki vertikal yang panjang.
•Desentralisasi
alat motivasi pegawai karena dapat ikut serta dalam pengambilan
keputusan.
•Sentralisasi
atau desentralisasi dipengaruhi oleh tahap siklus hidup organisasi.
•Sentralisasi,
lebih hemat.
Implikasi
Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Pengorganisasi
(organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki
dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Ada dua aspek
utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja merupaka dasar
proses pengorganisasian.
James D.
Mooney mengatakan, "Organisasi yaitu setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama." Sedangkan Chester I. Barnard memberikan
pengertian organisasi yaitu "Suatu system aktivitas kerjasama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih".
Desain
dan Struktur Organisasi
1.
Pentingnya Struktur dan Desain Organisasi
Sebuah struktur dan desain yang efektif
harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini
tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut
cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang
efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya
uang, material, orang) untuk mencapai tujuan. Ini artinya:
Mengorganisasi
tugas dalam cara-cara yang paling efisien dan efektif agar tidak ada duplikasi
pekerjaan..
Mengalokasikan kedudukan dan orang agar
ada jaminan kalau pekerjaan dapat diselesaikan
Menjelaskan
kewenangan, peran, dan tanggung jawab.Namun struktur dan desain organisasi
tidak sekadar suatu sarana (means) untuk menjamin agar berbagai aktivitas
dikelola dalam cara yang paling efisien. Struktur organisasi yang efektif juga
akan membantu proses perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir
konflik diantara berbagai departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi
kerja yang kadang tidak jelas.
Studi
klasik dan manajemen keilmuan (scientific management) berfokus pada “one best
way” untuk menata organisasi , teori kontingensi berargumen bahwa tidak ada
satu struktur dan desain organisasi yang tepat untuk diterapkan bagi setiap –
malahan manajer dituntut untuk tahu dengan jeli struktur mana yang “paling
tepat”. Karenanya, manajer perlu memahami bagaimana menciptakan struktur dan
desain organisasi sambil mempertimbangkan kemajuan teknologi, kekuatan
individual, dan sebagainya. Untuk itu, mereka perlu menganalisa kondisi
organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan,
secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif.
2.
Beberapa Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi
Departementalisasi merupakan proses
penentuan bagian bagian dalam organisasi yang akan bebrtanggungjawab dalam
melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan
faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khusunya dalam
prosesdepartementalisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh
organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, berdasarkan produk,
berdasarkan pelanggan, berdasarkan geografis, dan berdasarkan matriks.
a.Pendekatan Fungsional
Berdasarkan
pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi
tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi.
b.Pendekatan Produk
Berdasarkan
pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan
jenis produk yang dibuat oleh organisasi.
c.Pendekatan Pelanggan
Berdasarkan
pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan
karateristik pelanggan yang menjadi sasara pelanggan dari organisasi.
d.Pendekatan Geografis
penetuan
bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana
organisasi beroperasi.
e.Pendekatan Matriks
Pendekatan
departementalisasi terakhir yang diperkenalkan adalah pendekatan matriks.
Pendekatan ini pada dasarnya merupaka n proses departementalisasi yang
menggabungkan antara pendekatan fungsional
dengan pendekatan lain, misalnya
berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan
lainnya.
3.
Model-model desain organisasi
Model desain organisasi atau struktur
organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan
keputu¬san dan besaran satuan kerja.
Pada
penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain
organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
A.
Desain Organisasi Mekanistik.
Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses
motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan
takut dan sanksi.
Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan
cenderung terganggu tidak akurat.
Proses
interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.
Proses
pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun
tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi
kelompok.
Proses
kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
B.
Desain Orgranisasi Orgranik.
Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses
motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas
keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses
interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses
pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses
penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses
kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.
Desain
organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara
terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik
atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di
dalamnya.
Desain
struktur subunit didesain sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara
yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yamg
lebih lambat, ketidak pastian yg lebih besar & rentang waktu balikan yang
lebih singkat sesuai demgam desain mekanistik.
Desain
teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau
penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin
besar diferensiasinya semakin besar perlunya peraturan dan perencanaan.
4.Implikasi
Manajerial
Kesimpulan nya Sebuah struktur dan desain yang
efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya.
Hal ini bertujuan untuk tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja
dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah
struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah dengan
untuk mencapai tujuan
1 komentar:
Lucky Club Casino Site » 2021 Updated Review - LuckyClub.live
Lucky Club Casino is a relatively new online casino which was luckyclub.live created by Australian group GVC. The site has a good reputation for both the quality of the casino site Rating: 4.5 · Review by LuckyClub.live
Posting Komentar